Isnin, 20 Julai 2009

selingan jek!

siri surat jaman tori belum tamat lagi, aku dah menyelongkar satu lagi kotak yang terpaksa berpindah mengikut aku ke keratong sembilan ini. tak banyak isinya , tapi untuk selingan tataplah sebuah puisi yang aku tulis semasa di tingkatan lima di belakang kulit buku tafsir.

Wajah-wajah Sepi

Seketika
ku terlena dan bermimpi
ketemu wajah-wajah sepi
penghias ruang pawana
ku takjub
kenapa wajah-wajah itu
yang terpilih sebagai penyeri.
Apakah tiada wajah lain
setanding wajah sepi
yang bisa mengharum di jalanan
menuju hari muka.
Namun untuk mu
ku rela mengutip wajah-wajah sepi
walau badai gelombang membedal
bukan ku tak sudi
memilih mu sebagai gema suara rindu
tapi wajah-wajah sepi
adalah bahana hati yang terluka
terhempas di pantai percintaan
dan berkecai di kalbuku.

b.tan.


*berkecai dimana? di danau kalbu ku. nanti kita cerita panjang jugak tentang danau kalbu ku ini.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan